Senin, 30 Mei 2011

Pesona Museum Patung Bawah Laut

Pematung Inggris Jason de Caires Taylor menciptakan suatu keajaiban bawah laut di Taman Laut Cancun, Meksiko. Dalam proyek yang dinamakan “The Silent Evolution”, Taylor menciptakan taman patung bawah laut, yang juga menjadi terumbu karang buatan. Taylor seperti menyulap laut menjadi galeri seni dengan menempatkan 400 figur patung, yang mengambil model dari penduduk setempat.
Patung-patung yang terletak di kedalaman 9 meter ini adalah langkah awal dari pembuatan sebuah museum bawah laut bernama MUSA, atau Museo de Arte Subacuático.
Figur patung-patung ini mengambil model dari penduduk setempat.
Dalam proyek yang dinamakan "The Silent Evolution", Pematung Inggris Jason de Caires Taylor menciptakan taman patung bawah laut, yang juga menjadi terumbu karang buatan.
Patung-patung ini dibuat dari semen khusus yang membuatnya bisa berfungsi sebagai terumbu karang buatan yang menarik untuk hewan laut.
Beberapa spesies ikan menjadikan kumpulan patung-patung ini sebagai tempat tinggalnya.
Seorang penyelam menikmati pesona patung-patung bawah laut di perairan Cancun, Meksiko.
Figur patung-patung ini mengambil model dari penduduk setempat.
Beberapa spesies ikan menjadikan kumpulan patung-patung ini sebagai tempat tinggalnya.
Patung yang bernama 'Sarah' ini adalah satu-satunya patung dalam proyek 'The Silent Evolution' yang dilengkapi dengan paru-paru buatan.

Udara Jakarta ???

Udara Jakarta Terburuk Ketiga di Dunia

Oleh rosasisca
Kualitas udara di Jakarta menduduki peringkat ketiga terburuk sedunia setelah Meksiko City dan Bangkok berdasarkan penilaian Organisasi Kesehatan Dunia tahun 2006.
“Udara Jakarta dipenuhi racun yang berasal dari asap kendaraan bermotor, industri, dan lainnya. Kota ini tidak memiliki cukup ruang terbuka hijau yang mampu membantu menetralisir racun tersebut,” kata Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta, Budirama Natakusumah, Rabu (27/12).
Dari seluruh cakupan luas wilayah DKI Jakarta, hanya sembilan persen di antaranya menjadi ruang terbuka hijau. Padahal, kebutuhan riil untuk mengimbangi buruknya pencemaran udara sedikitnya ada ruang terbuka hijau seluas 30 persen dari total luas wilayah DKI Jakarta.
Selain ruang terbuka hijau, Jakarta juga belum memiliki sistem pemantauan kualitas udara yang mampu menghasilkan data akurat sebagai dasar upaya pengendalian pencemaran udara.
Budirama mengatakan, saat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang memperbaiki sistem pemantauan kualitas udara mulai Januari 2007. Namun, upaya ini terbentur alasan klise, yaitu kekurangan dana, sumber daya manusia, dan peralatan.
“Jakarta memerlukan 25 stasiun pemantau kualitas udara untuk menghasilkan transparansi informasi yang jelas, benar, dan akurat. Tahun 2007, kami berusaha mewujudkannya,” kata Budirama.
sumber : Kompas

PESONA BAWAH LAUT TULAMBEN

Untuk menikmati alam bawah laut pilihan yang menarik adalah dengan menyelam.Tapi untuk menyelam dibutuhkan ketrampilan khusus dan tidak semua orang bisa melakukannya...
Keinginan untuk menyelam, acap kali melintas di benak  saya . Hari ini , senin 25 januari 2009 adalah hari keberuntungan saya  untuk menejelajah alam bawah laut tulamben . Bersama  Pak Made Sukarta dari Nusa Dua Diving, saya akan mengajak penggemar  treveling  untuk bersantai sejenak menghilangkan kepenetan dari rutinitas keseharian yang padat.
tulamben
Pantai Tulamben terletak di  Kabupaten Karangasem. Untuk menuju ke daerah ini dari Denpasar dapat melalui Jalan  lintas Kabupaten yakni Jalan By  Pass  Ida Bagus Mantra (Denpasar) -  Klungkung- Karangasem.
Dari kota karangasem, penggemar terveling dapat  melanjutkan perjalanan  dari pertigaan Abang menuju  kearah utara,  selang 30 menit perjalanan dari pertigaan Abang, kita akan sampai di Pantai Tulamben.
Sebagai pemula,  sangat penting mengetahui seluruh rangkaian peralatan yang akan digunakannya. Semua ini demi menjamin keamanan dan kenyamanan saat berada di bawah air. 
Tentang alat dan keperluan yang harus disiapkan  pansuit atau baju khusus untuk menyelam, regulator untuk bernapas didalam air atau pembantu pengatur keseimbangan serta keselamatana dalam air, masker wajah, snorkel sepatu coral serta fin untuk membantu pergerakan di air,  Tangki oksigen, peralatan paling vital dalam penyelaman juga terlihat berjajar rapi didepan tempat penyimpanan peralatan, Scuba atau Self Contained Underwater Breathing Apparatus adalah serangkaian peralatan perlu dibawa dan akan digunakan seorang penyelam untuk bernapas saat dia berada didalam air.
tulamben
DanBagi pemula jangan khawatir, Team dari Nusa Dua Diving akan membimbing  kita dari pelatihan singkat  tentang cara menggunakan regulator hingga kita dapat menikmati pesona bawah laut.
tulamben
Setelah memastikan peralatan menyelam terpasang dengan benar, satu persatu para penyelam masuk ke air ….
tulamben
Petualangan sebenarnya pun dimulai….Bagi pemula pantai tulamben adalah pilihan tepat,  arus dibawah juga tidak terlalu besa.  Tahap pertama,  mempelajari  pernafasan di laut. Gagal beberapa kali  dalam memepelajari teknik nafas tidak membuat saya jera. Meski sedikit sulit, namun keinginan untuk melihat alam bawah laut tulamben menjadi motivasi tersendiri bagi saya .  Pak made masih tekun memberikan arahan pada saya untuk tetap  tetap konsentrasi pada nafas… perlahan.  Pak made memberikan aba aba,  untuk melihat laut.
Dan tanpa terasa setahap kemudian .. saya melihat bebatuan. Sejurus kemudian,  keindahan alam laut tulamben memberikan saya nuansa yang berbeda.Ucapan syukur  atas karunia sang pencipta, tak putus saya ucapkan. Sang pencipta memberikan kesempatan saya untuk melihat pesona bawah laut tulamben.  Bagi pemula, tulamben memberikan kemudahan untuk menikmati pesona bawah laut. Tidak tanggung tanggung pak made pun menuntun saya tahap demi tahap.  Tak terasa setahap kemudian,  saya pun menyusuri keindahan laut .
Bagi para penyelam, menikmati indahnya pemandangan dalam laut adalah inti dari melakukan penyelaman. Disinilah mereka benar-benar merasakan, betapa ketenangan yang dipadukan dengan ketrampilan dan pengetahuan yang dimemadai akan menjamin ketenangan didalam air.Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbesar dan terbaik di dunia. Luas pulau karang di Indonesia diperkirakan mencapai angka 60 ribu kilometer persegi.  Membentang dari Sabang Sampai Merauke.Menikmati indahnya pemandangan dalam laut adalah inti saat melakukan penyelaman. Keanekaragaman hayati ekosistem bawah laut Indonesia adalah salah satu keindahan yang jarang dinikmati secara langsung oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.   Padahal sebagai sebuah negara dengan puluhan ribu pulau Indonesia menyimpan pesona bawah laut yang sangat menawan.  Ada satu hal yang menghalangi sebagian besar masyarakat Indonesia untuk menikmati secara langsung keindahan panorama bawah laut.
tulamben
Diving atau Menyelam kedalam laut adalah   aktivitas yang menyenangkan sekaligus menantang. selain merupakan salah satu jenis olahraga, menyelam  juga berfungsi sebagai sarana rekreasi melepas penat dari kesibukan sehari-hari sambil berinteraksi dengan bintang laut serta gugusan karang yang indah. Namun demikian, diving yang selalu menekankan kesenangan menyelam bawah laut jangan sampai membuat dampak buruk terhadap keindahan yang tak ternilai ini. sekali keindahan itu rusak, maka membutuhkan waktu yang sangat lama untuk pulih kembali. Akhirnya setelah satu jam menikmati keindahan laut tulemben, saya pun harus kembali kedarat…pesona bawah laut tulemben menjadi pengalaman tak ternilai…………

Kabupaten Kepulauan Selayar

Beberapa minggu yang lalu, komunitas Selayar Dotcom ramai membicarakan tentang perubahan nama kabupaten Selayar. Yang sebelumnya bernama Kabupaten Selayar, menjadi Kabupaten Kepulauan Selayar. Bagaimana prosesnya, tidak ada seorang pun peserta bincang santai yang tahu pasti. Namun dibalik apa latar belakang-nya, semua sepakat berharap semoga perubahan itu tidak hanya bersifat seremonial, yang tidak ada efek sama sekali terhadap perubahan nasib warga Selayar. "Semoga Selayar tambah maju", demikian seorang rekan berkomentar. 
 Berikut berita lengkap yang dimuat oleh Berita Kota Makassar, seperti disampaikan oleh Ridwan, salah seorang anggota Selayar Dotcom pada tanggal 10 Oktober 2008 yang lalu.

Selayar Berubah Jadi Kabupaten Kepulauan

SELAYAR, BKM - Terhitung mulai 21 Agustus 2008, Kabupaten Selayar berubah nama menjadi Kabupaten Kepulauan Selayar. Perubahan nama ini didasarkan pada terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) RI No.59 tahun
2008 tentang perubahan nama Kabupaten Selayar menjadi Kabupaten Kepulauan Selayar.

Untuk memasyarakatkan perubahan ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Selayar kini gencar melakukan sosialisasi di tengah-tengah masyarakat. Termasuk dengan mengundang kalangan wartawan media cetak dan elektronik yang bertugas di Selayar, akhir pekan lalu. Acarasosialisasi ini dipimpin langsung Asisten Tata Praja Setda Selayar
sekaligus mewakili Bupati Selayar, H Saiful Arif SH. ''Kami perlu untuk mensosialisasikan perubahan nama dengan harapan dapat membangkitkan semangat baru dalam mempercepat pembangunan di daerah ini, demi terwujudnya masyarakat Selayar yang sejahtera,'' kata Saiful seraya menambahkan, PP No.59 ini telah ditandatangani Presiden RI DR H Susilo Bambang Yudhoyono pada 21 Agustus 2008. PP ini, tambah Saiful kemudian diundangkan juga pada 21 Agustus 2008 oleh Menteri Hukum dan HAM RI, Andi Mattalatta. PP ini terdiri atas tiga pasal.

Pertama, mengatakan nama Kabupaten Selayar sebagai daerah otonomi dalam wilayah Provinsi Sulsel, diubah menjadi Kabupaten Kepulauan Selayar.
Pasal kedua mengatakan, tenggang waktu penyesuaian administrasi perubahan nama sebagaimana dimaksud dalam pasal pertama, paling lama satu tahun terhitung sejak PP ini diundangkan. Dengan demikian, paling lambat 21 Agustus 2009, secara serentak seluruh konsekwensi dari PP ini sudah menyesuaikan baik itu penyebutan maupun
nemengkelatur nama kabupaten, kop surat, stempel, dan penyebutan-penyebutan itu, paling lambat 21 Agustus 2009, sudah harus seperti bunyi PP.


Adapun waktu yang diberikan selama penyesuaian itu, kata Saiful, masih digunakan sama-sama. Yakni menyebut Kabupaten Selayar atau Kabupaten Kepulauan Selayar. Karena proses penyesuaian itu membutuhkan waktu. Untuk itu, Pemkab Selayar bersama DPRD Selayar menyelenggarakan sosialisasi perubahan nama Kabupaten Selayar
menjadi Kabupaten Kepulauan Selayar.

Taman Nasional Wakatobi

Taman Nasional Wakatobi

 
Taman Nasional Wakatobi memiliki potensi sumberdaya alam laut yang bernilai tinggi baik jenis dan keunikannya, dengan panorama bawah laut yang menakjubkan. Secara umum perairan lautnya mempunyai konfigurasi dari mulai datar sampai melandai kearah laut, dan beberapa daerah perairan terdapat yang bertubir curam. Kedalaman airnya bervariasi, bagian terdalam mencapai 1.044 meter dengan dasar perairan sebagian besar berpasir dan berkarang.
Taman nasional ini memiliki 25 buah gugusan terumbu karang dengan keliling pantai dari pulau-pulau karang sepanjang 600 km. Lebih dari 112 jenis karang dari 13 famili diantaranya Acropora formosa, A. hyacinthus, Psammocora profundasafla, Pavona cactus, Leptoseris yabei, Fungia molucensis, Lobophyllia robusta, Merulina ampliata, Platygyra versifora, Euphyllia glabrescens, Tubastraea frondes, Stylophora pistillata, Sarcophyton throchelliophorum, dan Sinularia spp.

Kekayaan jenis ikan yang dimiliki taman nasional ini sebanyak 93 jenis ikan konsumsi perdagangan dan ikan hias diantaranya argus bintik (Cephalopholus argus), takhasang (Naso unicornis), pogo-pogo (Balistoides viridescens), napoleon (Cheilinus undulatus), ikan merah (Lutjanus biguttatus), baronang (Siganus guttatus), Amphiprion melanopus, Chaetodon specullum, Chelmon rostratus, Heniochus acuminatus, Lutjanus monostigma, Caesio caerularea, dan lain-lain.

Selain terdapat beberapa jenis burung laut seperti angsa-batu coklat (Sula leucogaster plotus), cerek melayu (Charadrius peronii), raja udang erasia (Alcedo atthis); juga terdapat tiga jenis penyu yang sering mendarat di pulau-pulau yang ada di taman nasional yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu tempayan (Caretta caretta), dan penyu lekang (Lepidochelys olivacea).
Masyarakat asli yang tinggal di sekitar taman nasional yaitu suku laut atau yang disebut suku Bajau. Menurut catatan Cina kuno dan para penjelajah Eropa, menyebutkan bahwa manusia berperahu adalah manusia yang mampu menjelajahi Kepulauan Merqui, Johor, Singapura, Sulawesi, dan Kepulauan Sulu. Dari keseluruhan manusia berperahu di Asia Tenggara yang masih mempunyai kebudayaan berperahu tradisional adalah suku Bajau. Melihat kehidupan mereka sehari-hari merupakan hal yang menarik dan unik, terutama penyelaman ke dasar laut tanpa peralatan untuk menombak ikan.
Pulau Hoga (Resort Kaledupa), Pulau Binongko (Resort Binongko) dan Resort Tamia merupakan lokasi yang menarik dikunjungi terutama untuk kegiatan menyelam, snorkeling, wisata bahari, berenang, berkemah, dan wisata budaya.
 

Musim kunjungan terbaik
: bulan April s/d Juni dan Oktober s/d Desember setiap tahunnya.
Cara pencapaian lokasi: Kendari ke Bau-bau dengan kapal cepat regular setiap hari dua kali dengan lama perjalanan lima jam atau setiap hari dengan kapal kayu selama 12 jam. Dari Bau-bau ke Lasalimu naik kendaraan roda empat selama dua jam, lalu naik kapal cepat Lasalimu-Wanci selama satu jam atau kapal kayu Lasalimu-Wanci selama 2,5 jam. Wanci merupakan pintu gerbang pertama memasuki kawasan Taman Nasional Wakatobi.
   
Kantor : Jl. Dayanu Ikhsanudin, Bau-bau
Buton, Sulawesi Tenggara
Telp. (0402) 25652
E-mail: tnkw-buton@msn.com
 

Kabupaten Bintan

Kabupaten Bintan adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.
Kabupaten Bintan sebelumnya bernama Kabupaten Kepulauan Riau. Perubahan nama ini dimaksudkan agar tidak timbul kerancuan antara Provinsi Kepulauan Riau dan Kabupaten Kepulauan Riau dalam hal administrasi dan korespondensi sehingga nama Kabupaten Kepulauan Riau (Kepri) diganti menjadi Kabupaten Bintan. Perubahan nama Kabupaten Kepulauan Riau menjadi Kabupaten Bintan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2006, tertanggal 23 Februari 2006.

Sejarah

Kabupaten Kepulauan Riau (Bintan) telah dikenal beberapa abad silam tidak hanya di belahan nusantara ini, tetapi juga di mancanegara. Wilayahnya mempunyai ciri khas terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil yang tersebar di Laut Cina Selatan. Karena itulah, julukan “Bumi Segantang Lada” sangat tepat untuk menggambarkan betapa banyaknya pulau yang ada di daerah ini. Pada kurun waktu 1722-1911, di Kepulauan Riau terdapat dua kerajaan Melayu yang berkuasa dan berdaulat, yaitu Kerajaan Riau Lingga yang pusat kerajaannya berada di Daik dan Kerajaan Melayu Riau dengan pusat pemerintahannya berada di Pulau Bintan.
Jauh sebelum ditandatanganinya Treaty of London, kedua Kerajaan Melayu tersebut dilebur menjadi satu sehingga menjadi semakin kuat. Wilayah kekuasaannya pun tidak hanya terbatas di Kepulauan Riau saja, tetapi telah meliputi wilayah Johor dan Malaka (Malaysia), Singapura dan sebagian kecil wilayah Indragiri Hilir. Pusat kerajaannya berada di Pulau Penyengat dan menjadi terkenal di Nusantara dan kawasan Semenanjung.
Setelah Sultan Riau meninggal pada tahun 1911, Pemerintah Hindia Belanda menempatkan amir-amirnya sebagai Districh Thoarden untuk daerah yang besar dan Onder Districh Thoarden untuk daerah yang agak kecil. Pemerintah Hindia Belanda akhirnya menyatukan wilayah Riau Lingga dengan Indragiri untuk dijadikan sebuah Keresidenan yang dibagi menjadi dua Afdelling, yaitu Afdelling Tanjungpinang yang meliputi Kepulauan Riau – Lingga, Indragiri Hilir dan Kateman yang berkedudukan di Tanjungpinang dan sebagai penguasa tunggal dan penanggung jawab dalam Afdelling ini ditunjuk seorang Residen.
Afdelling Indragiri yang berkedudukan di Rengat dan diperintah oleh seorang Asisten Residen (dibawah) perintah Residen. Dalam tahun 1940 Keresidenan ini dijadikan Residente Riau dengan dicantumkan Afdelling Bengkalis (Sumatera Timur) dan sebelum tahun 1945 – 1949 berdasarkan Besluit Gubernur General Hindia Belanda tanggal 17 Juli 1947 No. 9 dibentuk daerah Zelf Bestur (daerah Riau).
Berdasarkan Surat Keputusan Delegasi Republik Indonesia, Provinsi Sumatera Tengah tanggal 18 Mei 1950 No. 9/Deprt/1950 menggabungkan diri ke dalam Republik Indonesia, dan Kepulauan Riau diberi status daerah Otonom Tingkat II yang dikepalai oleh Bupati sebagai kepala daerah dengan membawahi empat kewedanan sebagai berikut, masing-masing, Kewedanan Tanjungpinang meliputi wilayah Kecamatan Bintan Selatan (termasuk Kecamatan Bintan Timur, Galang, Tanjungpinang Barat dan Tanjungpinang Timur sekarang), Bintan Utara dan Batam.
Kewedanan Karimun meliputi wilayah Kecamatan Karimun, Kundur dan Moro, Kewedanan Lingga meliputi wilayah Kecamatan Lingga, Singkep dan Senayang, serta Kewedanan Pulau Tujuh meliputi wilayah Kecamatan Jemaja, Siantan, Midai, Serasan, Tambelan, Bunguran Barat dan Bunguran Timur.
Kemudian berdasarkan Surat Keputusan No. 26/K/1965 dengan mempedomani Instruksi Gubernur Daerah Tingkat I Riau tanggal 10 Februari 1964 No. 524/A/194 dan Instruksi No.16/V/1964 dan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau tanggal 9 Agustus 1964 No.UP/247/5/1965, tanggal 15 Nopember 1965 No.UP/256/5/1965 menetapkan bahwa, terhitung mulai tanggal 1 Januari 1966 semua daerah Administratif Kewedanan dalam Kabupaten Kepulauan Riau dihapuskan.
Pada tahun 1983, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 31 tahun 1983, telah dibentuk Kota Administratif (Kotif) Tanjungpinang yang membawahi dua kecamatan, yaitu Kecamatan Tanjungpinang Barat dan Kecamatan Tanjungpinang Timur, dan pada tahun yang sama sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 1983 telah pula dibentuk Kotamadya Batam.
Dengan adanya pengembangan wilayah tersebut, maka Batam tidak lagi menjadi bagian Kabupaten Kepulauan Riau. Berdasarkan Undang-Undang No. 53 tahun 1999 dan diperbaharui dengan UU No. 13 tahun 2000, Kabupaten Kepulauan Riau dimekarkan lagi menjadi 3 kabupaten yakni, Kabupaten Kepulauan Riau (Bintan), Kabupaten Karimun dan Kabupaten Natuna.
Selanjutnya, berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 2001, terhitung 17 Oktober 2001, Kota Administratif Tanjungpinang ditingkatkan statusnya menjadi Kota Otonom yang terpisah dari Kabupaten Kepulauan Riau dengan memiliki empat kecamatan, yakni Kecamatan Tanjungpinang Barat, Tanjungpinang Timur, Tanjungpinang Kota dan Bukit Bestari.

Potensi

Kabupaten ini memiliki sejumlah peluang di bidang pariwisata, industri, perikanan, pertambangan dan Peternakan. Dibidang pariwisata, iklim dan kondisi alam yang eksotis menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan mancanegara. Misalnya Lagoi yang memiliki pemandangan laut dan pantai yang telah menarik minat lebih dari 40.000 wisatawan mancanegara. Dilahan seluas 23.000 ha terdapat 7 hotel bertaraf internasional, 2 Resort dan 2 lapangan golf bertaraf internasional dengan 36 hole.
Untuk menarik minat investor, pemerintah setempat telah mengalokasikan lahan seluas 500 ha di Kijang dan 100 ha di Bintan Barat sebagai areal hutan industri dan pengembangan pantai. Pengembangan pariwisata dilakukan dengan bekerja sama dengan Singapura untuk membangun Bintan Utara.
Pada sektor industri, Kabupaten ini mempunyai kawasan industri di Lobam sebagai salah satu hasil dari kerjasama ekonomi antara Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Terdapat 4000 ha lahan yang dipakai oleh 18 perusahaan elektronik, 14 perusahaan garmen dan lain-lain.
Industri perikanan juga berperan penting di kabupaten ini dengan didukung oleh luas wilayah perairan seluas 95%. Para investor disarankan untuk mengembangkan sektor ini di wilayah timur, yaitu di wilayah Tambelan dengan 54 pulau. Wilayah ini cocok untuk perikanan dan budidaya terumbu karang seluas 117,480 ha. Pariwisata laut cocok untuk wilayah ini dengan didukung oleh pasir pantai yang bersih dan putih.
Pada sektor peternakan, Kabupaten Bintan merupakan daerah yang sangat potensial dalam pengembangan ternak sapi (jenis sapi Bali), kambing, babi, itik dan ayam (buras dan ras pedaging/petelur) sebagai penyuplai pasokan bahan pangan asal hewan di Kepulauan Riau, khususnya untuk daerah perkotaan seperti Kota Kijang, Kota Tanjung Uban dan Kota Tanjungpinang. Tercatat populasi ternak Sapi di Bintan hampir mendekati 1000 ekor pada tahun 2010, angka ini akan diupayakan untuk terus meningkat seiring dengan tingginya permintaan daging dan permintaan sapi, khususnya sapi potong pada saat hari raya Idul Adha (Hari Raya Kurban). Ayam Buras: 199.383 ekor, Kambing: 900 ekor, Itik: 3.663 ekor, Babi: 3.500 ekor, Ayam Ras Petelur: 265.700 ekor dan Ayam Ras Pedaging: 2.499.700 ekor. Untuk menjaga kesehatan ternak, di Kabupaten Bintan terdapat 5 orang Dokter Hewan dan dibantu oleh beberapa paramedis veteriner dengan ditunjang oleh 1 buah sarana Pos Kesehatan Hewan (Poskeswan). Poskeswan ini diupayakan untuk ditambah/dibangun lagi, mengingat Poskeswan yang ada sudah kurang representatif.

Cinta masalah remaja

Salah satu sasaran bidik mutakhir dari sinetron masa kini adalah remaja. Kalau dulu yang namanya sinetron itu identik dengan ibu-ibu atau bahkan pembantu rumah tangga, maka sekarang remaja usia ABG pun mereka jadikan ‘mangsa’. Kini menjamur sinetron yang latar belakangnya adalah kisah percintaan sepasang manusia yang usianya masih remaja ; masih SMA, bahkan ada juga yang SMP.

Bukan sinetron saja. Masalah percintaan kaum remaja memang tidak ada habis-habisnya dieksploitasi oleh para raksasa industri. Valentine dijadikan ajang untuk menjual habis barang dagangan, dengan sasaran utamanya adalah kaum remaja. Siapa korban terbanyak dari Britney Spears? Tidak lain dan tidak bukan adalah kaum remaja. Siapa yang merasakan dampak besar akibat merebaknya pornografi? Ternyata kaum remaja juga. Jadi dengan mudah kita dapat menyimpulkan bahwa menjadi remaja di jaman sekarang ini memang runyamnya minta ampun!

Masalahnya (menurut saya) hanya satu : kaum remaja seringkali tidak punya pegangan. Di satu sisi ia baru saja beranjak dari usia kanak-kanak, di mana pada masa-masa itu ia hanya menggunakan satu logika, yaitu meniru. Di sisi lain, ia juga baru mulai menjajaki kehidupan orang dewasa yang penuh dengan pilihan dan terbukanya akses-akses yang sebelumnya tidak bisa dibuka. Repotnya lagi, pada usia ini pulalah muncul keinginan untuk memberontak, baik pada orang tua, guru, atau tatanan nilai-nilai adat dan agama. Kecuali aturan Allah SWT, segalanya memang boleh dikritisi. Namun apakah semua harus dilawan? Inilah salah satu godaan terbesar yang dialami oleh setiap manusia ketika menginjak masa usia remaja.

Akhirnya, alih-alih melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, kaum remaja justru seringkali mencederai kepentingannya sendiri. Karena kesal pada orang tua yang selalu menyuruh belajar (misalnya dengan memberi target rangking, menyuruh anak belajar di bimbel plus belajar privat di rumah), maka ia ‘membalasnya’ di sekolah, misalnya dengan bolos, dan berbagai kenakalan lainnya. Sebenarnya sedikit sekali remaja yang benar-benar nakal. Sebagian besar hanya marah, dan kebingungan bagaimana harus menyalurkan amarahnya.

Dengan prinsip ‘tampil beda’, akhirnya kaum remaja justru ‘tampil seragam’. Waktu saya kelas 2-3 SMP dahulu, siswi sekolah sedang gandrung sepatu ‘Doc Mart’. Sekarang, rata-rata kaus kakinya tinggi seperti pemain sepak bola, dan panjang baju seragamnya pas sampai di pinggang. Dulu sekali, orang-orang beramai-ramai mengkeritingkan rambutnya. Sekarang, yang ikal pun ingin rambut lurus. Kalau dulu kekekaran tubuh dan ke-macho-an pribadi adalah kebanggaan para siswa, sekarang mereka malah tampil sekurus mungkin, dengan gaya rambut yang aneh meniru-niru Good Charlotte dan band punk semacamnya. Mereka memang mengaku ingin tampil beda, tapi di mata orang lain, mereka justru tak berkarakter sama sekali. Inilah ‘sisa-sisa’ logika meniru yang masih mereka pakai dari masa kanak-kanak.

Pada usia ini pula manusia cenderung melakukan hal-hal yang akan disesalinya kemudian. Masalahnya, mereka tidak melakukannya dengan niat yang tepat. Berbuat salah itu biasa bagi siapa pun, namun ada kalanya seorang remaja melakukan sesuatu yang salah menurut akalnya, namun ia tidak memiliki kemampuan untuk menolaknya. Kadang mereka melakukannya untuk mencari perhatian, kadang hanya demi pembalasan, meskipun nyaris selalu salah sasaran.

Pada prinsipnya kaum remaja seringkali merasa kesepian. Mereka merasa orang tuanya tidak memahami keadaan dirinya (dan kalau mau jujur, orang tua memang seringkali lupa dengan kondisi jiwa kaum remaja), apalagi gurunya. Maka mereka pun berpaling pada teman-teman sebayanya dan orang-orang yang mereka idolakan. Jika teman-temannya merokok, maka mereka pun tergoda untuk merokok. Jika artis Hollywood pujaan hatinya menjunjung tinggi seks bebas, maka perzinaan pun tidak tabu lagi di matanya.

Adalah sebuah ironi yang tak terperi ketika saya menyadari bahwa kaum remaja selalu ingin dimengerti, namun mereka sendiri seringkali tidak mengerti dirinya sendiri. Mereka mencari-cari identitas dirinya ‘keluar’, padahal mereka seharusnya duduk dan mencarinya ‘di dalam’. Mereka melihat-lihat identitas orang lain dan mencoba menerapkannya pada diri sendiri dengan logika trial and error yang sangat menyedihkan. Padahal sunnatullaah berlaku sampai kapan pun : manusia tidak menghormati seorang copycat ! Anda bisa dengan mudah tampil keren, tapi terhormat itu urusan lain lagi.

Kembali pada masalah cinta, khususnya cinta remaja.

Kaum remaja seringkali tidak menyadari keadaan dirinya sendiri yang masih sangat labil dan amat dipengaruhi oleh ego pribadi. Kondisi yang demikian ini adalah kondisi yang paling tidak ideal untuk berkecimpung dalam masalah percintaan. Itulah sebabnya, meskipun sinetron-sinetron menggambarkan sebaliknya, namun drama percintaan yang dialami oleh kaum remaja lebih sering kandas di tengah jalan daripada berlanjut menuju akhir yang baik.

Jika bicara masalah cinta, yang seringkali muncul dalam perbincangan adalah ucapan-ucapan seperti :

* “Kamu kok nggak ngertiin aku...”
* “Aku ingin...”
* “....pasangan yang bisa membahagiakan aku.”

Kata-kata yang saya tebalkan dapat dengan mudah menunjukkan adanya campur tangan ego dalam kadar yang cukup tinggi. Sekali lagi, ini adalah racun dalam urusan cinta-cintaan. Sayangnya, banyak yang tidak menyadari.

Bagi seorang Muslim, hidup bukan untuk diri sendiri. Jangan bicara kasih sayang kalau masih memikirkan diri sendiri, dan jangan ngomong cinta kalau tidak mau mendahulukan pasangan. Dengan demikian, kalau memang mau bicara cinta, maka seorang remaja harus rela terlebih dahulu untuk melepaskan logika kanak-kanaknya dan melangkah lebih jauh dengan logika orang dewasa. Dan untuk menjadi dewasa, tentu saja, butuh waktu.